Pemanfaatan Eceng Gondok dan Keong Mas Menjadi Pupuk Cair

Eceng Gondok dan Keong Mas Menjadi Pupuk Cair bermanfaat bagi saluran air dan pertanian masyarakat

Karawang – Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Balai Benih dan Kaji Terap Teknologi Pertanian Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Karawang, Ajud Tajrudin mendapatkan penghargaan sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) inovatif tahun 2022. Ia berhasil mengolah eceng gondok dan keong mas menjadi produk yang bermanfaat bagi saluran air dan pertanian masyarakat.

Ia menambahkan, alasan utama tercipta produk ini disebabkan oleh adanya kerugian yang terjadi akibat dua bahan tersebut bagi masyarakat.

“Tahun 2022 itu saya terpilih menjadi ASN inovatif di Kabupaten Karawang. Kemarin saya menginovasikan pemanfaatan limbah lingkungan dari eceng gondok dan keong mas. Kita semua tahu jika eceng gondok menjadi penyebab saluran air dan keong mas menjadi gulma di pertanian,” katanya pada wartawan.

Ia melanjutkan ke dua bahan itu ia olah menjadi pupuk cair yang bermanfaat. Proses dimulai dari mencacah semua bahan, kemudian menambahkan bahan pelengkap yang lain. Setelah semua bahan tercampur, akan dilakukan fermentasi selama tiga minggu sampai satu bulan di dalam drum yang tertutup rapat.

“Kedua bahan ini saya jadikan pupuk cair untuk tanaman. Proses pembuatannya itu selama tiga minggu. Pertama kita cacah dulu semua bahan. Lalu kita campurkan dengan bahan yang lain dan frementasi minimal tiga minggu sampai satu bulan di dalam drum yang tertutup rapat,” tambahnya.

Ia mengaku proses mencacah masih menggunakan alat yang tradisional. Ia menjelaskan hanya menggunakan daging keong mas saja untuk pembuatan pupuk cair. Sejauh ini bahan utama masih menggunakan eceng gondok.

“Kendala pelaksanaan kita tidak menghancurkan cangkang keong mas nya, kita mencacah masih menggunakan golok secara tradisional. Kita hanya menggunakan daging keong mas, tapi tidak banyak kita gunakan karena kita lebih mengutamakan eceng gondok,” imbuhnya.

Eceng Gondok dan Keong Mas Menjadi Pupuk Cair

Ia mengutarakan awal mula memiliki ide ini sejak tahun 2019. Kemudian pada tahun 2020 ia mencoba untuk pribadi terlebih dahulu sebelum mengajak siswa di salah satu sekolah. Produk mulai di jual untuk masyarakat umum pada tahun 2021.

“Awalnya saya riset dan merakit formula dari tahun 2019 dan saya mencoba sendiri di tahun 2020. Kemudian saya mengajak siswa di Al-Ikhwan di tahun 2020 dan kita bentuk kelompok Taruna Tani. Di tahun 2021 produk ini sudah kita pasarkan untuk umum,” lanjutnya

Sejauh ini produk di jual secara digital dengan menggunakan beberapa sosial media. Pengiriman produk telah dilaksanakan hingga Pulau Sulawesi. Ia mengaku mendapatkan kendala lain yang terletak pada proses pengiriman barang.

“Pemasarannya secara digital melalui sosial media. Saya pernah mengirimkan produk sampai Sulawesi. Produksi sampai sekarang masih berjalan, tetapi terkendala di pemasaran karena di ekspedisi kalau pengiriman bahan cair cukup bermasalah,” jelasnya.

Harga untuk satu produk pupuk cair sebesar 65 ribu. Ia mengungkapkan hingga sekarang memperoleh respon yang positif dari masyarakat.

“Harga terbaru per awal tahun 2023 ini 65 ribu per satu botol isi 500 mili liter. Alhamdulillah sejauh ini respon dari masyarakat baik ke kami karena adanya produk ini terbantu untuk di saluran air dan pertanian,” pungkasnya.(red/cim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Dinkes Catat 655 Kasus DBD, 2 Anak Meninggal Dunia

KARAWANG – Dinas Kesehatan Karawang melakukan penyelidikan epidemiologi sebagai salah ...