BEM – KM FH Unsika: Kenapa Harus Ada Ancaman? Ini kan Bentuk Kepedulian

Faktajabar.co.id – Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang merapatkan barisan untuk menggelar aksi unjuk rasa terhadap Rektor UNSIKA dan jajarannya. Aksi ini membawa sejumlah point tuntutan yang diajukan, yang diantaranya transparansi penyaringan penetapan dan pengalokasian UKT dan IPI, sanksi tegas terhadap tenaga pendidik yang melanggar kode etik, transparansi AMDAL pembangunan gedung UNSIKA 2, perbaikan fasilitas kampus, hingga perbaikan sistem informasi dan sistem pembayaran dengan sistem yang lebih baik.

Hal itu disampaikan oleh Ketua BEM – KM FH UNSIKA, Izfahany Mahesa Sautaqi, yang juga ikut turun langsung dalam aksi.

Aksi unjuk rasa digelar di depan Gedung 0101 atau Gedung Opon UNSIKA, dan dilaksanakan sejak pagi hingga menuju malam hari.

Setelah penantian yang cukup panjang, dibawah teriknya matahari dan cuaca panas ekstrem Karawang, Rektor UNSIKA beserta jajaran kemudian keluar dan menemui secara langsung seluruh mahasiswa yang telah sejak lama menunggu diluar. Pertemuan Rektor dengan mahasiswa ini kemudian dilanjut dengan audiensi terbuka, hingga terjeda adzan berkumandang dan waktu shalat dzuhur datang.

“Audiensi terbuka sempat terjeda adzan dan waktu shalat dzuhur, sehingga massa diistirahatkan sejenak untuk beribadah terlebih dahulu,”katanya.

Namun, siapa sangka, disela waktu istirahat dan ibadah ini, justru muncul pesan himbauan yang mengarah pada ancaman terhadap mahasiswa penerima KIP Kuliah agar tidak ikut serta dalam aksi hari itu, dan diminta menghadap pihak tertentu apabila sudah terlanjur ikut dalam aksi. Beberapa mahasiswa juga secara diam-diam diminta data pribadinya tanpa keterangan tujuan yang jelas.

Setelah mendapatkan laporan tersebut, BEM – KM FH UNSIKA segera meminta klarifikasi terhadap pihak terkait, hingga kepada Rektor dan jajaran rektorat lainnya.

“Kami tidak melakukan tindakan pengrusakan, apalagi membawa arah aksi ini menjadi aksi yang anarkis. Semua ini adalah bentuk kepedulian kami, namun kenapa harus sampai ada ancaman?”

“Mahasiswa memegang peran dan fungsi yang diantaranya adalah agent of change dan social control, sehingga apa yang kami lakukan hari ini adalah sebuah bentuk implementasi peran dan fungsi kami, bentuk kepedulian kami terhadap UNSIKA dan Rektor baru kami. Kami tidak ingin UNSIKA terus tenggelam dalam permasalahan-permasalahan yang dari tahun ke tahun tidak kunjung terselesaikan. Harapan kami sangat besar dengan adanya Rektor baru yang terpilih untuk memimpin UNSIKA dalam beberapa tahun kedepan.”

Setelah audiensi terbuka selesai dilaksanakan, dibacakan surat pernyataan yang memuat point tuntutan yang harus ditandatangani oleh Rektor sebagai penjaminan pelaksanaan komitmen Rektor dan jajaran dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di UNSIKA. Namun surat pernyataan itu ditolak untuk ditandatangani secara langsung oleh Rektor. Hal tersebut tentu cukup mengecewakan bagi mahasiswa yang telah berjuang dan menunggu.

Tidak langsung menyerah, seluruh perwakilan Ketua BEM Fakultas, bersama dengan Ketua BLM Universitas dan Presiden Mahasiswa beserta jajaran, kembali merapatkan barisan, dan menempuh jalur audiensi yang lebih intens dengan Rektor beserta jajaran, didampingi oleh beberapa perwakilan pimpinan fakultas, yang secara langsung diliput oleh lembaga pers, sehingga meskipun dengan ruangan yang terbatas, mahasiswa tetap bisa menyaksikan secara langsung melalui siaran langsung yang dilakukan oleh pers.

“Audiensi di dalam ruangan bukanlah keinginan kami, justru merupakan hal yang paling kami hindari, sebab kami ingin segala sesuatunya langsung dapat didengar dan disaksikan oleh seluruh mahasiswa UNSIKA yang hadir. Namun dengan berbagai pertimbangan, audiensi yang lebih intens harus kami lakukan, dengan melibatkan lembaga pers yang secara langsung merekam dan melaporkan, sehingga seluruh mahasiswa tetap dapat melihat dan mendengarkan proses diskusi panjang kami dengan Rektor dan jajaran.”

Setelah pembahasan yang cukup panjang, hingga adzan magrib berkumandang, akhirnya ditemukan titik tengah, hingga berakhir pada proses penandatanganan surat pernyataan oleh Rektor.

Surat pernyataan yang memuat point tuntutan mahasiswa UNSIKA akhirnya ditandatangani dan diterima sebagai bentuk komitmen Rektor beserta jajaran terhadap UNSIKA dan mahasiswa.

“Semoga dapat benar-benar direalisasikan. Oleh karena itu, kedepannya harus terus diimbangi dengan pengkawalan oleh mahasiswa terhadap point tuntutan atau point komitmen yang disepakati. Kami akan selalu siap, asal demi kebaikan dan kesejahteraan UNSIKA dan mahasiswa!” Pungkasnya.(rls/fj)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Tegas ! Dishub Bakal Tilang dan Gembok Kendaraan Parkir Liar

KARAWANG – Pemilik kendaraan yang melakukan parkir liar maka akan ...