Petani di Rawamerta Menjerit Akibat Puluhan Hektar Sawah Gagal Panen

Petani Rawamerta Karawang

Karawang – Petani di Desa Pasir Awi dan Desa Sekar Sari Kecamatan Rawamerta, Karawang, kondisinya sangat memprihatinkan. Petani di area hamparan sawah seluas 50 hektar itu merugi hingga ratusan juta rupiah. Pasalnya, mereka mengalami gagal panen. Bahkan, dari satu hektar sawah hanya menghasilkan 10 kilogram gabah. Idealnya, satu hektar sawah mampu menghasilkan gabah mulai dari lima sampai tujuh ton gabah per hektar.

“Biaya tanam untuk satu hektar sawah itu, mulai dai pengolahan tanah, pengairan, penyemaian, penanaman sampai perawatan dan pemberian obat-obatan, mencapai Rp 10 juta per hektar. Modal itu tidak Kembali karena kami mengalami gagal panen,” tutur salah seorang petani di Dusun Krajan, Desa Pasir Awi, Agus (26/7/2023).

Luas hamparan sawah yang mengalami gagal panen, sambung Agus, mencapai lima puluh hektar lebih. Dengan modal tanam Rp 10 juta per hektar, kemudian dikali 50 hektar area hamparan sawah, maka para petani di kedua desa itu sedikitnya menggalami kerugian mencapai Rp 500 juta. Agus mengungkap, banyak petani yang menggunakan modal tanam dari pinjaman, dan kini kebingungan karena hasil tanam yang nihil.

“Bahkan ada petani yang digugat cerai oleh istrinya akibat kondisi gagal panen itu. Sedankan yang jatuh sakit karena beban pikiran juga tidak sedikit. Kami minta pemerintah hadir membantu kesulitan petani dalam menghadapi paska gagal panen dan persiapan musim tanam selanjutnya,” tutur Agus.

Petani lainnya, Haji Karsim menuturkan, penyebab gagal panen yaitu perubahan cuaca yang mendadak. Diceritakan, pada proses pengolahan tanah, penyemaian sampai penanaman padi, terjadi pada cuaca kemarau. Namun, sampai hendak proses pembuahan tanaman padi, cuaca tiba-tiba berubah. Hujan saat itu turun terus menerus selama tujuh hari.

“Akibatnya, tanaman padi tidak berbuah, gabah yang keluar kosong tidak ada berasnya. Untuk satu hektar sawah, hanya mengasilkan gabah beberapa kilogram, bahkan ada yang mencapai 10 kilogram gabah dalam satu hektar sawah,” kata Karsim.

Dengan kondisi tersebut, kata Karsim, petani meminta bantuan permodalan kepada pemerintah untuk memulai musim tanam selanjutnya. Pihaknya pun meminta pemerintah untuk hadir menyelesaikan persoalan petani yang terjerat hutang di proses tanam sebelumnya yang mengalami gagal panen.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, Asep Hazar mengatakan, pemerintah memiliki program asuransi pertanian untuk membantu petani yang mengalami gagal panen. Hanya saja, dari sekian banyak petani di Karawang, baru 10.000 petani yang mengakses program asuransi tersebut. Namun begitu, para petani di kedua desa yag mengalami gagal panen itu, belum terdaftar dalam asuransi pertanian.

“Tahun ini, Dinas Pertanian Karawang akan mengajukan 40.000 petani mendapat asuransi pertanian. Sehingga, para petani yang mengalami gagal panen seperti peristiwa petani di dua desa di Rawamerta ini, mendapat uang asuransi untuk memulai masa tanam selanjutnya. Untuk meringankan petani yang gagal di Rawamerta ini, kami akan sediakan bibit gratis bagi mereka,” tutur Asep Hazar.

Sementara itu, anggota DPRD Karawang, Toto Suripto mengatakan, para petani harus mendatangi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemkab Karawang yang bergerak di bidang perbankan, yaitu Lembaka Keuangan Mikro (LKM) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Menurut Toto, fungsi kedua BUMD itu yaitu membantgu warga masyarakat yang mengalami kesulitan, salah satunya petani yang mengalami gagal panen.

Sementara itu, Ketua Serikat Petani Karawang (Setakar), Deden Sofyan mengatakan, pihaknya akan mendampingi para petani di kedua desa tersebut untuk mendapat program asuransi pertanian dan bantuan perbankan dari BUMD yang mendapat penyertaan modal dari Pemkab Karawang. “Kami akan aksi ke kantor bupati Karawang untuk menuntut kedua point tersebut. Fungsi pemerintah harus hadir dalam membantu kesulitan petani, apalagi Karawang dijuluki lumbung padi Jawa Barat,” pungkasnya.(red/fj)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Dinkes Catat 655 Kasus DBD, 2 Anak Meninggal Dunia

KARAWANG – Dinas Kesehatan Karawang melakukan penyelidikan epidemiologi sebagai salah ...