Fakta Jabar Cerdas Mengupas Lugas Mengulas Selalu Menjadi Referensi
Ilham Fathurrahman, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Buana Perjuangan
KARAWANG – Mahasiswa Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang mendapatkan juara 3 cabang kaligrafi dalam perlombaan MTQ tingkat nasional.
Ilham Fathurrahman, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Buana Perjuangan (UBP) baru saja meraih juara 3 tingkat nasional dalam perlombaan MTQ cabang kaligrafi. Ia menyampaikan mulai mempelajari kaligrafi sejak kelas 3 SD. Selama menekuni bidang tersebut, kendala yang dialami yakni ketika mengalami penurunan semangat ketika latihan. Selanjutnya untuk kendala yang terjadi ketika perlombaan berlangsung terletak di keterbatasan alat yang digunakan.
“Saya mulai belajar kaligrafi dari bangku dasar kelas 3/4 sampai hari ini karena memang kaligrafi tersebut salah satu hobi saya. Diantara kendala nya adalah nge down di tengah tengah latihan akibat hasil karya kita yang belum mencapai hasil yang memuaskan kemudian faktor terbatas nya alat alat kaligrafi adakalanya akibat susah mendapatkannya karena langka, atau karena memang harga untuk membeli nya lumayan merogok kocek namun hal hal tersebut saya usahakan dengan apa yang ada tanpa mengurangi hasil karya saya untuk mencapai hasil yang sangat memuaskan,” ujarnya Selasa (5/3).
Sebum mendapatkan juara nasional, Ilham pernah meraih juara 1 MTQ saat penyelenggaraan gebyar Ramadhan. Kemudian untuk proses waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan satu karya kaligrafi selama 2 hingga 8 jam. Proses ini berdasarkan pada jenis kaligrafi yang akan dihasilkan. Selain itu ukuran juga mempengaruhi lamanya proses pembuatan.
“Tergantung jenis kaligrafi yang di buat. Apabila jenis kaligrafi mushaf itu lebih banyak menggunakan spidol posca ketimbang cat, adapun kaligrafi kontemporer atau dekorasi itu lebih banyak menggunakan cat ketimbang spidol pisca. Tergantung ukuran gambar yang di buat. Adakalanya yang membutuhkan 2jam sampai 8 jam lebih,” tambahnya.
Ia menerangkan untuk jenis kaligrafi seni mushaf akan mengutamakan kaidah kaligrafi dan terdapat banyak hiasan di pinggir. Hiasan ini mengunakan tulisan dari ayat Al-Qur’an. Selain seni mushaf, adapula kaligrafi jenis kontemporer. Jenis ini akan memperbanyak seni lukis dengan seni kaligrafi. Tingkat kesulitan kaligrafi kontemporer lebih tinggi dibandingkan Kaligrafi Mushaf.
“Biasanya kalau kaligrafi seni mushaf lebih condong terhadap kaidah kaidah kaligrafi dan memperbanyak hiasan di pinggir dari tulisan ayat ayat Al Qur’an adapun kontemporer itu lebih banyak dengan campuran seni lukis dan seni kaligrafi. Lumayan sulit karena kaligrafi kontemporer ini perlu imajinasi seni lukis dan harus memadukan antar makna ayat dan bentuk dari gambar tersebut agar makna ayat dan makna gambar mempunyai makna yang sama..dan juga memang kaligrafi kontemporer ini membutuhkan rasa yang lebih tinggi ketimbang kaligrafi mushaf,” tambahnya.
Meski telah mendapatkan juara tingkat nasional, namun ia tetap merasa belum mempunyai kemampuan yang hebat. Selain itu untuk jenis yang sedang di dalami yakni kaligrafi kontemporer, namun ia juga menguasai jenis mushaf. Ia menggunakan waktu ketika libur mengajar untuk melatih kemampuan.
“Jika di katakan mahir belum sampai mahir namun saya sudah sampai hobi dan memang benar benar suka…adapun menurut pribadi saya Alhamdulillah kedua dua nya bisa meski belum sampai ke hasil yang sangat memuaskan. Sekarang sedang mendalami kaligrafi kontemporer. Memang lumayan sulit dikarenakan saya juga mengajar di salah satu sekolah dan pesantren..jadi biasanya saya mengambil latihan di waktu libur atau di hari hari biasa namun di malam hari sampai larut malam. Biasanya 2-3 jam kecuali hari libur mungkin bisa lebih,” tutupnya.(red/fj)
